Program Studi Magister Perencanaan Kepariwisataan Kembali Menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Upaya Pencegahan Scam Tourism”

Hari/Tanggal: Sabtu, 9 Maret 2024
Tempat: Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah

Sebagai bagian dari pembelajaran berbasis lapangan (field-based learning), Program Studi Magister Perencanaan Kepariwisataan (MPK) Pascasarjana Universitas Mataram menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Upaya Pencegahan Scam Tourism” yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 Maret 2024, bertempat di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.

Kegiatan ini bertujuan untuk mendalami persoalan maraknya praktik penipuan terhadap wisatawan (scam tourism) yang berdampak negatif pada citra destinasi dan kepercayaan wisatawan, khususnya di kawasan pariwisata strategis Mandalika.

FGD ini dihadiri oleh unsur masyarakat lokal, mahasiswa Magister MPK, serta tokoh-tokoh penting di tingkat desa dan pelaku wisata. Dalam suasana diskusi yang terbuka dan partisipatif, berbagai bentuk praktik scam yang kerap terjadi dibahas secara mendalam, seperti manipulasi harga, informasi palsu, dan layanan wisata fiktif.

Para narasumber dari unsur Ketua Pokdarwis, tokoh masyarakat, dan pelaku jasa wisata lokal turut menyampaikan pandangan dan solusi terkait langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh masyarakat desa wisata untuk mencegah terjadinya scam tourism, antara lain:

• Meningkatkan edukasi pelaku wisata mengenai etika pelayanan dan transparansi harga,

• Mendorong kolaborasi antara masyarakat dan pihak berwenang untuk pengawasan terpadu,

• Pemanfaatan teknologi informasi untuk memperkuat promosi yang terpercaya dan kanal aduan wisatawan.

Kegiatan ini juga menjadi bagian dari proses akademik mahasiswa yang belajar langsung dari kondisi nyata di lapangan. Mahasiswa aktif terlibat dalam sesi tanya jawab dan pemetaan masalah sebagai bentuk kontribusi terhadap pembangunan pariwisata berkelanjutan.

Dengan adanya FGD ini, diharapkan lahir sinergi antara akademisi, masyarakat lokal, dan stakeholder lainnya dalam menciptakan destinasi wisata yang aman, nyaman, dan bebas dari praktik penipuan terhadap wisatawan.