Mataram , 8 Maret 2025 – Dalam upaya mendorong pariwisata yang lebih inklusif dan berkelanjutan, Mahasiswa Magister Perencanaan Kepariwisataan Pascasarjana Universitas Mataram menggelar talkshow bertajuk ” Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan yang Inklusif: Tantangan dan Solusi dalam Perspektif Gender Tourism “ di Aula Pascasarjana , pada 8 Maret 2025. Acara ini menghadirkan pihak pemerintah, Aktivis Perempuan , serta akademisi yang membahas bagaimana perspektif gender berperan dalam perkembangan sektor pariwisata serta tantangan yang masih dihadapi. Dan dihadiri 50 peserta lebih dari berbagai instansi dan organisasi mahasiswa
Talkshow ini menampilkan narasumber Chandra Aprinova ,AKS.,M.P (Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata Provinsi NTB), Ichsan Nawawi (Dosen Politeknik Negeri Bali ]), serta Nurjannah( Aktivis Hak Asasi Perempuan). Diskusi mengangkat berbagai isu, termasuk peran perempuan dalam industri pariwisata, keamanan wisata bagi perempuan, dan representasi gender dalam pemasaran destinasi wisata.
Dalam sesi talskhow , Narasumber pertama Chandra Aprinova ,AKS.,M.P , potensi pariwisata di Nusa Tenggara Barat akan terus meningkat dan menjadi perhatian utama untuk dikembangkan bisa mendunia. Pemerintah juga berkomitmen untuk bersinergi bersama semua pihak untuk mewujudkan Pariwisata yang Inklusif dan peduli terhadap isu gender. Melalui Bidang yang beliau geluti dalam pengembangan destinasi kebutuhan kelompok gender yang rentan menjadi perhatian khusus untuk terus dikaji dan dilakukan pengembangan yang tepat.
Dilanjutkan Narasumber kedua yakni Ichsan Nawawi, memberikan pandangan bahwa Pariwisata berbasis Gender ini harus dapat dimaknai dengan tepat dengan memperhatikan dua pandangan. Pandangan pertama terkait Pariwisata dalam persfektif gender mengacu pada perilaku berwisata sesuai gender. Sementara pandangan Kedua, pariwisata dalam persfektif gender mengacu pada keterlibatan perempuan dalam berperan di subsector pariwisata. Jika yang digunakan adalah pandangan kedua, Ichsan merasa bahwa isu perempuan tidak percaya diri dalam berperan adalah hal yang kurang tepat. Hal ini dikarenakan dengan segala potensi yang perempuan miliki, justru menjadi keunggulan utama mereka bisa berkontribusi dengan baik dan tepat.
Sementara ,menurut Nurjannah, Pariwisata dalam persfektif gender harus memperhatikan permasalahan perempuan dengan serius. Hal ini dikarenakan perempuan sering menjadi kelompok rentan dalam perihal sektor wisata. Sejauh ini, perempuan membutuhkan kebijakan yang terkait perlindungan, keterlibatan dan ruang untuk berpartisipasi aktif secara adil tanpa dibedakan.
Selain diskusi panel, acara ini juga menampilkan sesi interaktif dengan peserta, yang mencakup para pelaku usaha wisata, akademisi, serta perwakilan aktivis perempuan . Talkshow ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan ekosistem pariwisata yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan bagi semua gender.
Acara ditutup dengan review oleh Dosen Pengampu mata kuliah isu-isu terkini dalam pariwisata yakni Dr. Sri Susanty. SSTPar,M.Par . Dalam Revienya, beliau menyampaikan beberapa tanggapan dan rekomendasi kepada pihak pemerintah selaku pengambil kebijakan yang nantinya diharapak mampu menyajikan ruang-ruang wisata yang memperhatikan isu Gender dan kelompok rentan lainnya guna mewujudkan Pariwsata yang berkelanjutan dan Inklusif.
Joining Over 800,000 Students Enjoying Avada Education now
Become Part of Avada University to Further Your Career.